Pengaruh Pencemaran Air terhadap Kehidupan Akuatik
Artikel diambil dari tulisan Achmad Lutfi pada 12-03-2009
Makhluk yang hidup di dalam air bermacam-macam jeninya, diantaranya ikan, buaya, penyu,
katak, mikroorganisme, ganggang, tanaman air dan lumut. Kesemuanya termasuk
dalam kehidupan akuatik. Apabila sumber air tempat kehidupan akuatik tercemar,
maka siklus makanan dalam air terganggu dan ekosistem air/kehidupan akuatik
akan terganggu pula. Misal organisme yang kecil/lemah seperti plankton banyak
yang mati karena banyak keracunan bahan tercemar, ikan-ikan kecil pemakan
plankton banyak yang mati karena kekurangan makanan, demikian pula ikan-ikan
yang lebih besar pemakan ikan-ikan kecil bila kekurangan makanan akan mati.
Kehidupan
akuatik dapat pula terganggu karena:
- Perairan kekurangan kadar oksigen atau sinar matahari yang disebabkan air menjadi keruh oleh pencemaran tanah/lumpur.
- Permukaan perairan tertutup oleh lapisan bahan pencemar minyak atau busa deterjen, sehingga sinar matahari dan oksigen yang diperlukan untuk kehidupan akuatik tidak dapat menembus permukaan air masuk ke dalam air.
- Berkurang/habisnya kadar oksigen dalam proses pengairan bahan pencemar senyawa organik.
- Permukaan air tertutup oleh tanaman air seperti enceng gondok sebagai bahan pencemar yang tumbuh subur oleh adanya bahan pencemar berupa makanan penyubur tanaman seperti senyawasenyawa fosfat, nitrat.
- Peningkatan suhu air karena adanya bahan pencemar panas dari industri-industri yang menggunakan air sebagai pendingin, atau sebagai air bangunan dari pembangkit tenaga listrik.
Sumber dan Bahan Pencemar Air
Pencemaran air terjadi apabila dalam air terdapat berbagai macam zat atau kondisi (misal Panas) yang dapat menurunkan standar kualitas air yang telah ditentukan, sehingga tidak dapat digunakan untuk kebutuhan tertentu. Suatu sumber air dikatakan tercemar tidak hanya karena tercampur dengan bahan pencemar, akan tetapi apabila air tersebut tidak sesuai dengan kebutuhan tertentu, Sebagai contoh suatu sumber air yang mengandung logam berat atau mengandung bakteri penyakit masih dapat digunakan untuk kebutuhan industri atau sebagai pembangkit tenaga listrik, akan tetapi tidak dapat digunakan untuk kebutuhan rumah tangga (keperluan air minum, memasak, mandi dan mencuci).
Sumber penyebab terjadinya Pencemaran Air
Ada beberapa
penyebab terjadinya pencemaran air antara lain apabila air terkontaminasi
dengan bahan pencemar air seperti sampah rumah tangga, sampah lembah industri,
sisa-sisa pupuk atau pestisida dari daerah pertanian, limbah rumah sakit,
limbah kotoran ternak, partikulat-partikulat padat hasil kebakaran hutan dan
gunung berapi yang meletus atau endapan hasil erosi tempat-tempat yang
dilaluinya.
Bahan Pencemar air
Pada dasarnya
Bahan Pencemar Air dapat dikelompokkan menjadi:
- Sampah yang dalam proses penguraiannya memerlukan oksigen yaitu sampah yang mengandung senyawa organik, misalnya sampah industri makanan, sampah industri gula tebu, sampah rumah tangga (sisa-sisa makanan), kotoran manusia dan kotoran hewan, tumbuhtumbuhan dan hewan yang mati. Untuk proses penguraian sampah-sampah tersebut memerlukan banyak oksigen, sehingga apabila sampah-sampah tersbut terdapat dalam air, maka perairan (sumber air) tersebut akan kekurangan oksigen, ikan-ikan dan organisme dalam air akan mati kekurangan oksigen. Selain itu proses penguraian sampah yang mengandung protein (hewani/nabati) akan menghasilkan gas H2S yang berbau busuk, sehingga air tidak layak untuk diminum atau untuk mandi.
- Bahan pencemar penyebab terjadinya penyakit, yaitu bahan pencemar yang mengandung virus dan bakteri misal bakteri coli yang dapat menyebabkan penyakit saluran pencernaan (disentri, kolera, diare, types) atau penyakit kulit. Bahan pencemar ini berasal dari limbah rumah tangga, limbah rumah sakit atau dari kotoran hewan/manusia.
- Bahan pencemar senyawa anorganik/mineral misalnya logam-logam berat seperti merkuri (Hg), kadmium (Cd), Timah hitam (pb), tembaga (Cu), garam-garam anorganik. Bahan pencemar berupa logam-logam berat yang masuk ke dalam tubuh biasanya melalui makanan dan dapat tertimbun dalam organ-organ tubuh seperti ginjal, hati, limpa saluran pencernaan lainnya sehingga mengganggu fungsi organ tubuh tersebut.
- Bahan pencemar organik yang tidak dapat diuraikan oleh mikroorganisme yaitu senyawa organik berasal dari pestisida, herbisida, polimer seperti plastik, deterjen, serat sintetis, limbah industri dan limbah minyak. Bahan pencemar ini tidak dapat dimusnahkan oleh mikroorganisme, sehingga akan menggunung dimana-mana dan dapat mengganggu kehidupan dan kesejahteraan makhluk hidup.
- Bahan pencemar berupa makanan tumbuh-tumbuhan seperti senyawa nitrat, senyawa fosfat dapat menyebabkan tumbuhnya alga (ganggang) dengan pesat sehingga menutupi permukaan air. Selain itu akan mengganggu ekosistem air, mematikan ikan dan organisme dalam air, karena kadar oksigen dan sinar matahari berkurang. Hal ini disebabkan oksigen dan sinar matahari yang diperlukan organisme dalam air (kehidupan akuatik) terhalangi dan tidak dapat masuk ke dalam air.
- Bahan pencemar berupa zat radioaktif, dapat menyebabkan penyakit kanker, merusak sel dan jaringan tubuh lainnya. Bahan pencemar ini berasal dari limbah PLTN dan dari percobaan-percobaan nuklir lainnya.
- Bahan pencemar berupa endapan/sedimen seperti tanah dan lumpur akibat erosi pada tepi sungai atau partikulat-partikulat padat/lahar yang disemburkan oleh gunung berapi yang meletus, menyebabkan air menjadi keruh, masuknya sinar matahari berkurang, dan air kurang mampu mengasimilasi sampah.
- Bahan pencemar berupa kondisi (misalnya panas), berasal dari limbah pembangkit tenaga listrik atau limbah industri yang menggunakan air sebagai pendingin. Bahan pencemar panas ini menyebabkan suhu air meningkat tidak sesuai untuk kehidupan akuatik (organisme, ikan dan tanaman dalam air). Tanaman, ikan dan organisme yang mati ini akan terurai menjadi senyawa-senyawa organik. Untuk proses penguraian senyawa organik ini memerlukan oksigen, sehingga terjadi penurunan kadar oksigen dalam air.
Secara garis
besar bahan pencemar air tersebut di atas dapat dikelompokkan menjadi:
- Bahan pencemar organik, baik yang dapat mengalami
penguraian oleh mikroorganisme maupun yang tidak dapat mengalami
penguraian.
- Bahan pencemar anorganik, dapat berupa
logam-logam berat, mineral (garam-garam anorganik seperti sulfat, fosfat,
halogenida, nitrat)
- Bahan pencemar berupa sedimen/endapan tanah atau
lumpur.
- Bahan pencemar berupa zat radioaktif e) Bahan
pencemar berupa panas
Parameter dan standar kualitas air
Telah Anda
ketahui bahwa sumber air dikatakan tercemar apabila mengandung bahan pencemar
yang dapat mengganggu kesejahteraan makhluk hidup (hewan, manusia,
tumbuh-tumbuhan) dan lingkungan. Akan tetapi air yang mengandung bahan pencemar
tertentu dikatakan tercemar untuk keperluan tertentu, misalnya untuk keperluan
rumah tangga belum tentu dapat dikatakan tercemar untuk keperluan lain. Dengan
demikian standar kualitas air untuk setiap keperluan akan berbeda, bergantung
pada penggunaan air tersebut, untuk keperluan rumah tangga berbeda dengan
standar kualitas air untuk keperluan lain seperti untuk keperluan pertanian,
irigasi, pembangkit tenaga listrik dan keperluan industri. Dengan demikian tentunya
parameter yang digunakan pun akan berbeda pula.
Sesuai dengan bahan pencemar yang terdapat dalam
sumber air, maka parameter yang biasa digunakan untuk mengetahui standar
kualitas air pun berdasarkan pada bahan pencemar yang mungkin ada, antara lain
dapat dilihat dari:
- warna, bau, dan/atau rasa dari air.
- Sifat-sifat senyawa anorganik (pH, daya hantar
spesifik, daya larut oksigen, daya larut garam-garam dan adanya
logam-logam berat).
- Adanya senyawa-senyawa organik yang terdapat
dalam sumber air (misal CHCl3, fenol, pestisida, hidrokarbon).
- Keradioaktifan misal sinar ß.
- Sifat bakteriologi (misal bakteri coli, kolera, disentri, typhus dan masih banyak lagi).
Gambar 1. Air sungai yang tercemar oleh eceng gondok
Pengaruh Pencemaran Air terhadap Hewan, Tumbuh-tumbuhan, dan Tubuh Manusia
Diantara sekian banyak bahan pencemar air ada yang beracun dan berbahaya dan dapat menyebabkan kematian. Telah anda pelajari bahwa bahan pencemar air antara lain ada yang berupa logam-logam berat seperti arsen (As), kadmium (Cd), berilium (Be), Boron (B), tembaga (Cu), fluor (F), timbal (Pb), air raksa (Hg), selenium (Se), seng (Zn), ada yang berupa oksida-oksida karbon (CO dan CO2), oksidaoksida nitrogen (NO dan NO2), oksida-oksida belerang (SO2 dan SO3), H2S, asam sianida (HCN), senyawa/ion klorida, partikulat padat seperti asbes, tanah/lumpur, senyawa hidrokarbon seperti metana, dan heksana. Bahan-bahan pencemar ini terdapat dalam air, ada yang berupa larutan ada pula yang berupa partikulat-partikulat, yang masuk melalui bahan makanan yang terbawa ke dalam pencernaan atau melalui kulit.
Bahan pencemar
unsur-unsur di atas terdapat dalam air di alam ataupun dalam air limbah.
Walaupun unsur-unsur diatas dalam jumlah kecil? sensial/diperlukan dalam
makanan hewan maupun tumbuhtumbuhan, akan tetapi apabila jumlahnya banyak akan
bersifat racun, contoh tembaga (Cu), seng (Zn) dan selenium (Se) dan molibdium
esensial untuk tanaman tetapi bersifat racun untuk hewan.
Air merupakan
kebutuhan primer bagi kehidupan di muka bumi terutama bagi manusia. Oleh karena
itu apabila air yang akan digunakan mengandung bahan pencemar akan mengganggu
kesehatan manusia, menyebabkan keracunan bahkan sangat berbahaya karena dapat
menyebabkan kematian apabila bahan pencemar itu tersebut menumpuk dalam
jaringan tubuh manusia.
Bahan pencemar
yang menumpuk dalam jaringan organ tubuh dapat meracuni organ tubuh tersebut,
sehingga organ tubuh tidak dapat berfungsi lagi dan dapat menyebabkan kesehatan
terganggu bahkan dapat sampai meninggal.
Selain bahan
pencemar air seperti tersebut di atas ada juga bahan pencemar berupa bibit
penyakit (bakteri/virus) misalnya bakteri coli, disentri, kolera, typhus, para
typhus, lever, diare dan bermacammacam penyakit kulit. Bahan pencemar ini
terbawa air permukaan seperti air sungai dari buangan air rumah tangga, air
buangan rumah sakit, yang membawa kotoran manusia atau kotoran hewan.
Penanggulangan terjadinya pencemaran air
Untuk mencegah
agar tidak terjadi pencemaran air, dalam aktivitas kita dalam memenuhi kebutuhan
hidup hendaknya tidak menambah terjadinya bahan pencemar antara lain tidak
membuang sampah rumah tangga, sampah rumah sakit, sampah/limbah industri secara
sembarangan, tidak membuang ke dalam air sungai, danau ataupun ke dalam
selokan. Tidak menggunakan pupuk dan pestisida secara berlebihan, karena sisa
pupuk dan pestisida akan mencemari air di lingkungan tanah pertanian. Tidak
menggunakan deterjen fosfat, karena senyawa fosfat merupakan makanan bagi
tanaman air seperti enceng gondok yang dapat menyebabkan terjadinya pencemaran
air.
Pencemaran air
yang telah terjadi secara alami misalnya adanya jumlah logam-logam berat yang
masuk dan menumpuk dalam tubuh manusia, logam berat ini dapat meracuni organ
tubuh melalui pencernaan karena tubuh memakan tumbuh-tumbuhan yang mengandung
logam berat meskipun diperlukan dalam jumlah kecil. Penumpukan logam-logam
berat ini terjadi dalam tumbuh-tumbuhan karena terkontaminasi oleh limbah
industri. Untuk menanggulangi agar tidak terjadi penumpukan logam-logam berat,
maka limbah industri hendaknya dilakukan pengolahan sebelum dibuang ke
lingkungan.
Proses
pencegahan terjadinya pencemaran lebih baik daripada proses penanggulangan
terhadap pencemaran yang telah terjadi.
Pengolahan limbah
Limbah industri
sebelum dibuang ke tempat pembuangan, dialirkan ke sungai atau selokan
hendaknya dikumpulkan di suatu tempat yang disediakan, kemudian diolah, agar
bila terpaksa harus dibuang ke sungai tidak menyebabkan terjadinya pencemaran
air. Bahkan kalau dapat setelah diolah tidak dibuang ke sungai melainkan dapat
digunakan lagi untuk keperluan industri sendiri.
Sampah padat
dari rumah tangga berupa plastik atau serat sintetis yang tidak dapat diuraikan
oleh mikroorganisme dipisahkan, kemudian diolah menjadi bahan lain yang berguna,
misalnya dapat diolah menjadi keset. Sampah organik yang dapat diuraikan oleh
mikroorganisme dikubur dalam lubang tanah, kemudian kalau sudah membusuk dapat
digunakan sebagai pupuk.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar